Wednesday, January 23, 2008

INVESTASI "REKSADANA"

Sukses Berinvestasi di Reksa DanaKenali Dulu Produknya!

OlehAndrias Harefa/Roy Sembel/M Ichsan/Heru Wibawa/Parpudi Lubis
Misalnya saja, Anda adalah investor pemula yang hanya mempunyai uang sekitar Rp 1 juta untuk diinvestasikan, namun Anda punya tiga target yang ingin Anda capai. Pertama, Anda tak ingin kehilangan uang itu. Jadi uang Anda terjamin, seperti kalau uang itu ditabung atau didepositokan. Kedua, Anda ingin memperoleh keuntungan investasi yang optimal. Ketiga, Anda tak punya waktu dan pengetahuan tentang investasi, sehingga Anda ingin ada seorang profesional yang mengelola uang Anda ke berbagai investasi yang berprospek bagus.Kedengarannya ideal sekali. Tapi, di mana Anda bisa berinvestasi yang memenuhi ketiga kriteria di atas? Tabungan dan deposito memang menawarkan keamanan, namun return bunga yang diperoleh rendah. Saham bisa memberi potensi pertumbuhan yang lebih besar, namun jika nilai saham anjlok, investasi Anda bisa turun atau hilang. Pialang atau broker dan penasihat investasi bisa memberi saran dan bantuan pengelolaan uang, namun tentu mereka meminta bayaran yang tinggi. Jadi, di mana Anda akan menginvestasikan uang? Bisa jadi, jawabnya adalah reksa dana.Tapi, apabila terjadi rush reksa dana seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, apakah berinvestasi di reksa dana masih menguntungkan?Bukan Hal BaruReksa dana merupakan kumpulan dana dari sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager) untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek. Yang dimaksud efek sendiri adalah surat-surat berharga, termasuk surat pengakuan utang, saham, obligasi, dan pasar uang. Produk reksa dana dari perusahaan tertentu bisa mempunyai komposisi efek yang berbeda dengan reksa dana dari perusahaan lain, tergantung strategi investasi manajer investasinya.Para investor membeli unit-unit penyertaan dari portofolio reksa dana. Jadi tiap unit penyertaan mewakili proporsi efek, di mana reksa dana itu diinvestasikan. Nilai unit penyertaan itu disebut Net Asset Value (NAV) atau di Indonesia disebut Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB ini berfluktuasi untuk mencerminkan kenaikan atau penurunan kinerja investasi reksa dana. Tentunya, investor berharap agar NAB itu mengalami kenaikan, karena dari selisih NAB saat menjual dengan NAB saat membelilah investor mendapat keuntungan.Reksa dana bukanlah hal yang baru. Jenis investasi ini sudah ada sejak tahun 1920-an, meski popularitasnya baru meningkat 25 tahun belakangan ini. Di Amerika, reksa dana dikenal sebagai mutual fund. Di Inggris disebut unit trust, sedangkan di Jepang disebut investment trust. Diperkirakan 80 juta orang di AS atau 1 dari 3 orang di sana berinvestasi di reksa dana, dengan total nilai investasi mencapai US$ 6 triliun.Di Indonesia sendiri, potensi reksa dana masih terbuka lebar, meski terjadi penurunan yang besar pada reksa dana pendapatan tetap, jenis-jenis reksa dana lain justru mengalami kenaikan, sehingga para manajer investasi tetap optimistis reksa dana akan memiliki prospek bagus pada masa datang. Jenis-Jenis Reksa DanaSebagian besar reksa dana di Indonesia merupakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat terbuka. Artinya, investor bisa kapan saja membeli dan menjual kembali unit penyertaan reksa dananya kepada pihak pengelola (manajer investasi). Yang bersifat tertutup hanya reksa dana terproteksi. Reksa dana ini punya masa penawaran terbatas, dan jika investor telah membeli unit penyertaan reksa dana, ia tak dapat menjual kembali penyertaannya sebelum jatuh tempo, kecuali jika mau dikenai biaya penjualan yang cukup tinggi. Berdasarkan portofolio investasinya, reksa dana dibedakan menjadi: Reksa Dana Pasar UangReksa dana ini memberi kestabilan yang tinggi terhadap modal pokok dan menghasilkan return yang relatif rendah. Investasinya ditempatkan dalam instrumen pasar uang jangka pendek yang bebas risiko, seperti deposito berjangka, Surat Berharga Bank Indonesia (SBI), surat utang jangka pendek--misalnya obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun, serta transaksi re-purchase (pembelian kembali) obligasi jangka panjang. Reksa dana ini paling cocok untuk investasi jangka pendek--di bawah dua tahun--sebab harga obligasi di bawah satu tahun biasanya tidak terlalu volatil (naik turun) sehingga tingkat risikonya paling rendah dibanding reksa dana lain.Reksa Dana Pendapatan TetapReksa dana ini sesuai untuk investor yang mencari tingkat bunga optimal dan pendapatan yang stabil serta konsisten. Komposisi investasinya difokuskan pada sarana investasi yang menawarkan hasil pasti, seperti obligasi dan instrumen pasar uang.Sebenarnya pemakaian kata ”pendapatan tetap” ini agak menyesatkan, karena banyak yang mengartikan pendapatan tetap (fixed income) ini sama dengan fixed return. “Misalnya, karena tahun lalu reksa dana ini memberikan pendapatan (return) 15%, investor beranggapan tahun ini juga 15% lagi. Padahal yang tetap hanyalah tingkat bunga yang diberikan obligasi itu, sementara nilai pasar obligasinya sendiri bisa naik atau turun, tergantung penawaran dan permintaan, serta tingkat suku bunga pasar.Kalau bunga bank atau nilai tukar dolar naik, harga obligasi akan turun karena orang akan lebih suka menaruh uangnya di deposito atau membeli dolar. Begitu juga jika banyak investor yang mencairkan kembali (redemption) unit reksa dananya, dan manajer investasi harus menjual kembali obligasinya, harga pasaran obligasi akan turun dan NAB reksa dana itu juga ikut turun.Reksa Dana Berimbang/CampuranReksa dana ini sesuai untuk investor yang ingin investasinya memberi pendapatan memadai sekaligus menikmati pertumbuhan investasi dalam jangka panjang. Portofolio investasinya terutama pada saham dan obligasi dengan komposisi yang diharapkan menunjang tercapainya tujuan investasi. Tingkat pengembalian hasil investasi sedikit berfluktuasi tapi pertumbuhan nilai investasinya relatif lebih stabil dibanding reksa dana saham. Reksa Dana SahamReksa dana ini paling sesuai untuk investor yang mengejar pertumbuhan nilai investasi yang maksimal dalam jangka panjang. Investasinya difokuskan pada sarana yang menawarkan potensi pertumbuhan paling besar, yaitu saham. Tingkat pengembalian hasil investasinya sangat bervariasi dan cenderung berfluktuasi seiring perkembangan kondisi pasar dan ekonomi. Sekarang ini, ketika nilai indeks saham melesat, reksa dana ini memberikan tingkat pengembalian paling tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya. Reksa Dana SyariahIsi reksa dana ini bisa berupa reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, reksa dana campuran, atau reksa dana saham. Hanya saja, pengelolaan dananya didasarkan pada prinsip syariah Islam. Dana investor diputar di instrumen keuangan yang halal, misalnya pada saham yang masuk Jakarta Islamic Index, deposito syariah, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank, dan sebagainya. Reksa dana ini tidak berinvestasi pada saham atau obligasi perusahaan yang memproduksi makanan haram atau memabukkan, produsen rokok, perusahaan yang mempraktikkan riba, perjudian, atau perusahaan yang melanggar aturan kesusilaan, perusahaan senjata, maupun perhotelan. Meski tidak menggunakan prinsip bunga, return reksa dana syariah ini bersaing dengan reksa dana konvensional. Hingga kini sudah banyak perusahaan yang menwarkan reksa dana syariah, temasuk di antaranya Danareksa, BNI Dana Syariah, Permodalan Nasional Madani, hingga Bank Syariah Mandiri. Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund) Jenisnya reksa dana pendapatan tetap, namun manajer investasi memberikan perlindungan terhadap investasi awal investor sehingga nilainya tidak berkurang saat jatuh tempo. Sebagian besar dana yang dikelola akan dimasukkan pada efek bersifat utang yang pada saat jatuh tempo sekurangnya dapat menutup nilai yang diproteksi. Sisanya diinvestasikan kepada efek lain, sehingga investor masih punya peluang memperoleh peningkatan NAB.Reksa dana ini merupakan reksa dana tertutup, dengan masa penawaran yang terbatas dan investor tidak boleh menjual kembali unit penyertaan reksa dananya sebelum jatuh tempo. Sebagai contoh, produk reksa dana Schroder Fixed Maturity Plan dan Danareksa Proteksi.Apakah investor bisa rugi? Kemungkinan itu tetap bisa terjadi bila penerbit obligasi bangkrut atau tidak mampu membayar bunga.Reksa Dana IndeksPortofolio reksa dana terdiri atas efek-efek yang menjadi bagian dari indeks acuan. Manajer investasi wajib menginvestasikan minimal 80% dari NAB pada sekurangnya 80% efek yang menjadi bagian indeks acuan.Reksa Dana dengan Penjaminan (Guaranted Fund)Reksa dana ini menjamin bahwa investor sekurangnya akan menerima sebesar nilai investasi awal pada saat jatuh tempo, sepanjang persyaratannya dipenuhi. Jaminan ini diberikan lembaga penjamin, berdasarkan kontrak lembaga itu dengan manajer investasi dan bank kustodian (bank yang mewakili kepentingan investor untuk mengawasi ketaatan manajer investasi). Manajer investasi wajib menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% daripada efek bersifat utang yang masuk kategori layak investasi.Sejauh yang kami tahu, produk reksa dana dengan penjaminan masih belum ada di Indonesia.Risiko-Risiko Reksa DanaRisiko berkurangnya nilai investasi. Modal awal investor bisa berkurang karena investasi di reksa dana tidak dijamin pasti memberikan keuntungan. Naik turunnya nilai investasi tergantung isi portofolio reksa dana. Bila saham atau obligasi dalam portofolio itu rata-rata naik, nilai investasi reksa dana juga naik dan investor menikmati keuntungan. Namun jika saham/obligasi dalam portofolio turun harganya, investor akan mengalami kerugian. Namun menurut Bowo, “Kerugian ini baru unrealised (baru berupa ’potensi’ kerugian) jika investor belum menjual unit reksa dananya.” Risiko likuiditas saat penarikan dana pemodal. Sama seperti bank yang mengalami penarikan dana besar-besaran, reksa dana juga menghadapi risiko serupa. Bila investor beramai-ramai menarik dananya sedangkan dana itu masih diinvestasikan dalam saham/obligasi, manajer investasi harus menjual saham/obligasi itu untuk dibayarkan kepada investor kalau ia tidak ingin kesulitan keuangan. Selain itu, penjualan saham/obligasi dalam jumlah besar juga berpotensi menurunkan harga saham/obligasi. Risiko kredit. Jika penerbit obligasi bangkrut atau tidak mampu membayar kupon bunga atau pokok utangnya, investor reksa dana tidak menerima penghasilan yang semestinya diterima. Risiko peraturan, politik, dan ekonomi. Perubahan peraturan, misalnya peraturan pajak, bisa saja menurunkan nilai investasi reksa dana. Begitu juga perubahan politik atau ekonomi dapat mempengaruhi harga-harga saham atau obligasi, yang berpengaruh pada nilai reksa dana.Demikianlah beberapa update yang bisa kami sampaikan, semoga ulasan reksa dana ini membuka mata kita untuk berinvestasi lebih baik. Sukses berinvestasi di reksa dana!

1 comment:

Unknown said...

Halo, nama saya Setiabudi, saya telah ditipu 8 Juta karena aku butuh modal besar dari 40 Juta, bisnis saya hancur sampai saya bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan saya dan suami saya ke Mrs Alexandra yang akhirnya membantu kami mendapatkan pinjaman dalam dirinya perusahaan, jika Anda membutuhkan pinjaman dan kontak pinjaman dijamin ibu yang baik Alexandra melalui email perusahaan.

alexandraestherloanltdd@gmail.com
alexandraestherfastservice@cash4u.com,

Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; setiabudialmed@gmail.com informasi atau saran yang perlu Anda ketahui.
Terima kasih .